Bukan hanya basah, hujan yang turun di pucuk malam ini juga menyisakan dingin yang meruncing. menodong daun - daun hingga gemetar memeluk ranting. Angin bersahut - sahutan membisikan mantra, memanggil kabut yang membekukan hangatnya dekapan selimut. Purnama yang renta, nampak pucat melingkar, bercadar mega di muka altar fajar. Rasi bintang bersembunyi enggan menampakan diri. Bunga - bunga menggigil digagahi bulir embun yang mendambakan harum. Udara yang bergaun sunyi, meliuk menari di atas telaga hati. Seketika, sukma meringkuk dalam basahnya hujan yang menyisakan dingin yang runcing, kemudian tenggelam dibenam liukan udara yang bergaun sunyi ke dasar telaga hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar