Wahai penghias mimpiku,
Detik yang menggandeng waktu
Bisa saja melangkahi seluruh isi bumi hingga berdebu
Tapi cintaku padamu tetap utuh meski tahun berlalu
Rasa sayangku, tidak seperti jingga senja di ujung hari
Mempesona laksana selendang bidadari
Lantas pergi bersama mentari sisakan sepi
Bukan pula seperti lingkar purnama,
Yang hanya beberapa malam bulatnya terlihat sempurna
Dan selanjutnya menjadi sabit bahkan hilang tanpa nama ditelan gulita
Wahai kau yang terkasih,
Janganlah berharap aku ini pelangi indah berwarna warni
Meski keelokannya membius tatapmu 'tuk ikut menari
Tapi lengkungnya tak memijak bumi tempat kau berdiri
Bagaimana bisa menemani, terlebih lagi mengerti?
Untukmu yang bertahta dalam jiwa,
Aku adalah udara
Yang selalu ada mengisi rongga dada
Mengantar gema harap kala fajar merayap
Mengalunkan senandung rindu selepas petang berlalu
Kepadamu penyejuk hati,
Aku tau tak ada yang abadi di alam materi ini
Tapi aku berjanji dengan pasti
Ketika rasa ini hilang, terbang melayang
Aku yakinkan,
Hari itu adalah hari di saat aku berpulang
Kembali ke hadapan Tuhan Yang Maha Penyayang
@doel_12
Kamis, 28 Agustus 2014
Minggu, 10 Agustus 2014
#baladasenja
Di satu senja,
Ketika gulungan ombak lembut mengecup bibir dermaga
Kutantang tatap matamu yang basah berkaca
Meningkap tangis yang kau paksa reda
Luruh juga tubuhmu dalam pelukku
Senggukmu menggetarkan dadaku
Membahasakan beban perpisahan yang kita rasakan
Tampak derai camar terbang melintasi kita
Dan ingin kumaki Afrodit juga Athena saat itu juga
Cahya cakrawala menyiram jingga pada ombak kecil yg berlari
Menaburkan kilau permata di setiap riak yang menari
Mengusik bahtera yang akan melarungkan mimpi
Dan mendamparkanku dalam sepi, di sini
Melepas kau pergi dengan sebuah janji, kembali
...
Tak jemu aku menghitung purnama yang singgah
Mengais remah-remah kenang di tepian dermaga
Hingga akhirnya, asaku menyerah didera lelah
Dan hanya mampu berkisah
Sebilah senja yang indah telah membelah kita, berpisah
@doel_12
Langganan:
Postingan (Atom)