Lima tangkai bunga di beranda
Menemaniku termangu menatap kerling bintang memesona
Jiwa coba meraba makna tabula rasa
Seketika, sesal tersedu telah mencederainya dengan dosa
Kenapa hanya di malam sunyi seperti ini sadar terdera ?
Sebaris tanya yang memuntahkan jutaan tanya lainnya
Sunyi terus meniti malam yang menggamit jemari pagi
Tanpa peduli dengan pekikan letih kereta api
Masih ditemani lima tangkai bunga di beranda
Cahaya merah di ujung menara
Bukan mercusuar bagi pelaut yang kehilangan arah
Ku tatap kembali sekelilingku dengan seksama
Di mana aku berada
Kepada siapa aku seharusnya bertanya