Sabtu, 09 Juni 2012

Aku dan aksara II

Kalian yg termangu,diam tanpa seru
Kutau kalian malu,tapi janganlah ragu
Kunjungilah aku,sentuh dadaku,cumbu nuraniku
Berdansalah dengan jemariku,goreslah sesuatu

Mari kita beri jiwa halaman yg mulai gelisah
Bukan dengan sabda,bukan pula dengan petuah
Cukup dengan sejumput rasa di pucuk malam yg mulai basah
Ditengah cerianya serangga yg bernyanyi tanpa lelah

Aku pernah berjanji,sa'at kalian ingin berlabuh
Jemariku akan menuntun ke muara yg dituju
Dan Aku tak akan mengingkari itu
Karena tanpa kita sadari,sa'at ini kita sudah ditengah pelayaran dalam satu perahu

Ketika bersinergi,kita memiliki dimensi sendiri
Jadi...tetaplah membuka diri
Karena aku selalu disini
Merangkul kalian yg datang menghampiri

Aku dan aksara

Baiklah,kuingin coba rangkul kembali kalian
Yang sepertinya sudah cukup lama dikungkung bisu yg membungkus

Akupun rindu,
karena jeda yg kita rentangkan membuat kita merasa masing-masing terasingkan
Memudarkan makna ritual yg begitu mesra dan kultus

Meranggas bukan berarti kandas untuk bisa segar kembali
Terkadang kita butuh perihnya sayatan jarak agar bisa merasakan hangatnya dekapan
Maka,sambutlah rentangan jiwaku dalam fusi kita dijantung malam ini
Karena sunyi malam adalah masa yg selalu menuntun kita untuk bersinergi,saling menyatukan

Seperti sekarang,
Lembar polosku 'tak lagi gersang,karena berpagutnya kita,siraman kesejukan untuknya
Dan,kalian tanpanya,hanya aksara bisu tanpa makna

Sapa nuraniku ketika kalian rindu,
Sentuh dadaku ketika beku menyerbu,
Maka jariku akan mengalirkanya ke muara yg tertuju